Powered By Blogger

Minggu, 20 November 2011

U M a m I


Pancake Labu Kuning
Waktu 25 menit    Porsi 6 orang    Kalori 308 Kkal/ orang
BAHAN
- 200 g labu kuning, kupas, potong-potong
- 2 btr telur
- 300 g tepung terigu
- 1 sdm soda kue
- 150 ml susu cair
- 5 sdm minyak goreng
- 6 sdm gula pasir
- 1/2 sdt garam
- 1/2 sdt AJI-NO-MOTO

Pelengkap :
Susu kental manis, Pisang, Cherry


Senin, 14 November 2011

Ayo BisA


Jakarta - Nama Pulau Komodo sudah nangkring di 7 keajaiban dunia versi New7Wonders. Namun jangan bangga dulu, ternyata pihak New7Wonders memberikan catatan, segala sesuatu bisa berubah. Proses validasi masih berlangsung.

"Sangat mungkin akan ada perubahan antara daftar pemenang sementara dengan hasil akhir yang sudah terkonfirmasi," tulis New7Wonders dalam situsnya, Sabtu (12/11/2011).

Pihak New7Wonders menjelaskan proses validasi pemenang New7Wonders masih terus dilakukan. Jadi bisa saja hasil final pemenang berubah. Yang baru diumumkan adalah pemenang sementara. Nama Pulau Komodo pun bisa saja terlempar dalam daftar 7 keajaiban dunia.

"Sebagai catatan, ada kemungkinan satu atau lebih para pemenang sementara yang diumumkan hari ini tidak akan terkonfirmasi selama proses validasi," tambah pendiri yayasan New7Wonders, Bernard Weber dalam surat elektroniknya.

Selain itu, pihak New7Wonders pun menjelaskan bahwa pengumuman pemenang tidak akan dilakukan pada tahun ini tetapi pada awal 2012. Tidak disebutkan alasannya, namun pihak New7Wonders menjelaskan akan melakukan koordinasi dengan para pemenang.

"New7Wonders kemudian akan bekerja dengan pemenang untuk mengatur acara inagurasi dengan para pemenang resmi," jelasnya.

Berikut ketujuh daftar 7 keajaiban dunia versi New7Wonders berdasarkan abjad:

1) Amazon
2) Halong Bay
3) Iguazu Falls
4) Jeju Island
5) Komodo
6) Puerto Princesa Underground River
7) Table Mountain

Kamis, 28 Juli 2011

cerita sedikit tentang pudarnya pesona cleopatra

Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada dalan kandunganaku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal.” Ibunya Raihanaadalah teman karib ibu waktu nyantri di pesantren Mangkuyudan Solo dulu”kata ibu.”Kami pernah berjanji, jika dikarunia anak berlainan jenis akanbesanan untuk memperteguh tali persaudaraan. Karena itu ibu mohon

keikhlasanmu”, ucap beliau dengan nada mengiba.

Dalam pergulatan jiwa yang sulit berhari-hari, akhirnya aku pasrah. Akumenuruti keinginan ibu. Aku tak mau mengecewakan ibu. Aku ingin menjadimentari pagi dihatinya, meskipun untuk itu aku harus mengorbankan diriku.Dengan hati pahit kuserahkan semuanya bulat-bulat pada ibu. Meskipunsesungguhnya dalam hatiku timbul kecemasan-kecemasan yang datang begitu sajadan tidak tahu alasannya. Yang jelas aku sudah punya kriteria dan impiantersendiri untuk calon istriku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa berhadapan

dengan air mata ibu yang amat kucintai.

Saat khitbah (lamaran) sekilas kutatap wajah Raihana, benar kata Aidaadikku, ia memang baby face dan anggun. Namun garis-garis kecantikan yangkuinginkan tak kutemukan sama sekali. Adikku, tante Lia mengakui Raihanacantik, “cantiknya alami, bisa jadi bintang iklan Lux lho, asli ! kata tanteLia. Tapi penilaianku lain, mungkin karena aku begitu hanyut dengangadis-gadis Mesir titisan Cleopatra, yang tinggi semampai, wajahnya putihjelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan

bibir yang merah.

Di hari-hari menjelang pernikahanku, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibitcintaku untuk calon istriku, tetapi usahaku selalu sia-sia. Aku inginmemberontak pada ibuku, tetapi wajah teduhnya meluluhkanku. Hari pernikahandatang. Duduk dipelaminan bagai mayat hidup, hati hampa tanpa cinta,Pestapun meriah dengan hiburan group rebana. Lantunan shalawat Nabipunterasa menusuk-nusuk hati. Kulihat Raihana tersenyum manis, tetapi hatikuterasa teriris-iris dan jiwaku meronta. Satu-satunya harapanku adalahmendapat berkah dari Allah SWT atas baktiku pada ibuku yang kucintai.

Rabbighfir li wa liwalidayya!

Layaknya pengantin baru, kupaksakan untuk mesra tapi bukan cinta, hanyasekedar karena aku seorang manusia yang terbiasa membaca ayat-ayatNya.Raihana tersenyum mengembang, hatiku menangisi kebohonganku dan

kepura-puraanku. Tepat dua bulan Raihana kubawa ke kontrakan dipinggir kota

Malang. Mulailah kehidupan hampa. Aku tak menemukan adanya gairah. Betapasusah hidup berkeluarga tanpa cinta. Makan, minum, tidur, dan shalat bersamadengan makhluk yang bernama Raihana, istriku, tapi Masya Allah bibit cintakubelum juga tumbuh. Suaranya yang lembut terasa hambar, wajahnya yang teduhtetap terasa asing. Memasuki bulan keempat, rasa muak hidup bersama Raihanamulai kurasakan, rasa ini muncul begitu saja. Aku mencoba membuang jauh-jauhrasa tidak baik ini, apalagi pada istri sendiri yang seharusnya kusayang dankucintai. Sikapku pada Raihana mulai lain. Aku lebih banyak diam, acuh takacuh, agak sinis, dan tidur pun lebih banyak di ruang tamu atau ruangkerja.Aku merasa hidupku adalah sia-sia, belajar di luar negeri sia-sia,pernikahanku sia-sia, keberadaanku sia-sia. Tidak hanya aku yang tersiksa,Raihanapun merasakan hal yang sama, karena ia orang yang berpendidikan, makadiapun tanya, tetapi kujawab ” tidak apa-apa koq mbak, mungkin aku belum

dewasa, mungkin masih harus belajar berumah tangga”.

Ada kekagetan yang kutangkap diwajah Raihana ketika kupanggil ‘mbak’, “kenapa mas memanggilku mbak, akukan istrimu, apa mas sudah tidakmencintaiku” tanyanya dengan guratan wajah yang sedih. “wallahu a’lam”jawabku sekenanya. Dengan mata berkaca-kaca Raihana diam menunduk, tak lamakemudian dia terisak-isak sambil memeluk kakiku, “Kalau mas tidakmencintaiku, tidak menerimaku sebagai istri kenapa mas ucapkan akad nikah?Kalau dalam tingkahku melayani mas masih ada yang kurang berkenan, kenapamas tidak bilang dan menegurnya, kenapa mas diam saja, aku harus bersikapbagaimana untuk membahagiakan mas, kumohon bukalah sedikit hatimu untukmenjadi ruang bagi pengabdianku, bagi menyempurnakan ibadahku didunia ini”.Raihana mengiba penuh pasrah. Aku menangis menitikan air mata buka karena

Raihana tetapi karena kepatunganku.

Hari terus berjalan, tetapi komunikasi kami tidak berjalan. Kami hidupseperti orang asing tetapi Raihana tetap melayaniku menyiapkan segalanyauntukku. Suatu sore aku pulang mengajar dan kehujanan, sampai dirumah habismaghrib, bibirku pucat, perutku belum kemasukkan apa-apa kecuali segelaskopi buatan Raihana tadi pagi. Memang aku berangkat pagi karena ada janjidengan teman. Raihana memandangiku dengan khawatir. “Mas tidak apa-apa”tanyanya dengan perasaan kuatir. “Mas mandi dengan air panas saja, akusedang menggodoknya,lima menit lagi mendidih” lanjutnya. Aku melepas semuapakaian yang basah. “Mas airnya sudah siap” kata Raihana. Aku tak bicarasepatah katapun, aku langsung ke kamar mandi, aku lupa membawa handuk,tetapi Raihana telah berdiri didepan pintu membawa handuk. “Mas aku buatkanwedang jahe”. Aku diam saja. Aku merasa mulas dan mual dalam perutku takbisa kutahan. Dengan cepat aku berlari ke kamar mandi dan Raihana mengejarkudan memijit-mijit pundak dan tengkukku seperti yang dilakukan ibu. ” Masmasuk angin. Biasanya kalau masuk angin diobati pakai apa, pakai balsam,minyak putih, atau jamu?” tanya Raihana sambil menuntunku ke kamar. “Masjangan diam saja dong, akukan tidak tahu apa yang harus kulakukan untukmembantu Mas”. “Biasanya dikerokin” jawabku lirih. ” Kalau begitu kaos masdilepas ya, biar Hana kerokin” sahut Raihana sambiltangannya melepas kaosku.Aku seperti anak kecil yang dimanja ibunya. Raihana dengan sabar mengerokinpunggungku dengan sentuhan tangannya yanghalus. Setelah selesai dikerokin,Raihana membawakanku semangkok buburkacang hijau. Setelah itu aku merebahkandiri di tempat tidur. KulihatRaihana duduk di kursi tak jauh dari tempattidur sambil menghafal Al Quran dengan khusyu. Aku kembali sedih dan inginmenangis, Raihana manis tapi tak semanis gadis-gadis mesir titisan

Cleopatra.

Dalam tidur aku bermimpi bertemu dengan Cleopatra, ia mengundangku untukmakan malam di istananya.”Aku punya keponakan namanya Mona Zaki, nanti akanaku perkenalkan denganmu”kata Ratu Cleopatra. ” Dia memintaku untukmencarikannya seorang pangeran,aku melihatmu cocok dan berniatmemperkenalkannya denganmu”. Aku mempersiapkan segalanya. Tepat pukul 07.00aku datang ke istana, kulihat Mona Zaki dengan pakaian pengantinnya, cantik

sekali. Sang ratu mempersilakanakududuk di kursi yang berhias berlian.

Aku melangkah maju, belum sempat duduk,tiba-tiba ” Mas, bangun, sudah jamsetengah empat, mas belum sholat Isya”kata Raihana membangunkanku. Akuterbangun dengan perasaan kecewa. “Maafkanaku Mas, membuat Mas kurang suka,tetapi Mas belum sholat Isya” lirih Hanasambil melepas mukenanya, mungkindia baru selesai sholat malam. Meskipuncuman mimpi tapi itu indah sekali,tapi sayang terputus. Aku jadi semakin tidak suka sama dia, dialah pemutusharapanku dan mimpi-mimpiku. Tapi apakah dia bersalah, bukankah dia berbuat

baik membangunkanku untuk sholat Isya.

Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana, aku tidak tahu dari manasulitnya. Rasa tidak suka semakin menjadi-jadi. Aku benar-benar terpenjaradalam suasana konyol. Aku belum bisa menyukai Raihana. Aku sendiribelumpernah jatuh cinta, entah kenapa bisa dijajah pesona gadis-gadistitisanCleopatra.” Mas, nanti sore ada acara qiqah di rumah Yu Imah. Semuakeluarga akandatang termasuk ibundamu. Kita diundang juga. Yuk, kita datangbareng,tidakenak kalau kita yang dieluk-elukan keluarga tidak datang”Suara lembutRaihana menyadarkan pengembaraanku pada Jaman Ibnu Hazm.Pelan-pelan ia letakkan nampan yang berisi onde-onde kesukaanku dan segelaswedang jahe. Tangannya yang halus agak gemetar. Aku dingin-dingin saja.“Maaf jika mengganggu Mas, maafkan Hana,” lirihnya, lalu perlahan-lahanberanjak meninggalkan aku di ruang kerja. “Mbak! Eh maaf, maksudku… DindaHana!, panggilku dengan suara parau tercekak dalam tenggorokan. ” YaMas!”sahut Hana langsung menghentikan langkahnya dan pelan-pelanmenghadapkan dirinya padaku. Ia berusaha untuk tersenyum, agaknya ia bahagiadipanggil “dinda”. ” Matanya sedikit berbinar. “Terima kasih dinda, kitaberangkat bareng kesana, habis sholat dhuhur, insya Allah,” ucapku sambilmenatap wajah Hana dengan senyum yang kupaksakan. Raihana menatapku denganwajah sangat cerah, ada secercah senyum bersinar dibibirnya. “Terima kasihMas, Ibu kita pasti senang, mau pakai baju yang mana Mas, biar dinda

siapkan? Atau biar dinda saja yang memilihkan ya?”.

Hana begitu bahagia. Perempuan berjilbab ini memang luar biasa, Ia tetapsabar mencurahkan bakti meskipun aku dingin dan acuh tak acuh padanya selamaini. Aku belum pernah melihatnya memasang wajah masam atau tidak sukapadaku. Kalau wajah sedihnya ya. Tapi wajah tidak sukanya belum pernah. Bah,lelaki macam apa aku ini, kutukku pada diriku sendiri. Aku memaki-makidiriku sendiri atas sikapdinginku selama ini., Tapi, setetes embun cintayang kuharapkan membasahi hatiku tak juga turun. Kecantikan aura titisanCleopatra itu? Bagaimana aku mengusirnya. Aku merasa menjadi orang yang

paling membenci diriku sendiri didunia ini.

Acara pengajian dan qiqah putra ketiga Fatimah kakak sulung Raihana membawasejarah baru lembaran pernikahan kami. Benar dugaan Raihana,kamidielu-elukan keluarga, disambut hangat, penuh cinta, dan penuh bangga.“Selamat datang pengantin baru! Selamat datang pasangan yang paling idealdalam keluarga! Sambut Yu Imah disambut tepuk tangan bahagia mertua danibundaku serta kerabat yang lain. Wajah Raihana cerah. Matanyaberbinar-binar bahagia. Lain dengan aku, dalam hatiku menangis disebutpasangan ideal. Apanya yang ideal. Apa karena aku lulusan Mesir dan Raihanalulusan terbaik dikampusnya dan hafal Al Quran lantas disebut ideal? Idealbagiku adalah seperti Ibnu Hazm dan istrinya, saling memiliki rasa cintayang sampai pada pengorbanan satu sama lain. Rasa cinta yang tidak lagimemungkinkan adanya pengkhianatan. Rasa cinta yang dari detik ke detikmeneteskan rasa bahagia. Tapi diriku? Aku belum bisa memiliki cinta sepertiyang dimiliki Raihana. Sambutan sanak saudara pada kami benar-benarhangat.Aku dibuat kaget oleh sikap Raihana yang begitu kuat menjagakewibawaanku dimata keluarga. Pada ibuku dan semuanya tidak pernahdiceritakan, kecuali menyanjung kebaikanku sebagai seorang suami yangdicintainya. Bahkan ia mengaku bangga dan bahagia menjadi istriku. Akusendiri dibuat pusing dengan sikapku. Lebih pusing lagi sikap ibuku danmertuaku yang menyindir tentang keturunan. “Sudah satu tahun putra sulungkumenikah, koq belum ada tanda-tandanya ya, padahal aku ingin sekali menimangcucu” kata ibuku. “Insya Allah tak lama lagi, ibu akan menimang cucu,doakanlah kami. Bukankahbegitu, Mas?” sahut Raihana sambil menyikutlenganku, aku tergagap dan mengangguk sekenanya.Setelah peristiwa itu, akumencoba bersikap bersahabat dengan Raihana. Aku berpura-pura kembali mesradengannya, sebagai suami betulan. Jujur, aku hanya pura-pura. Sebab bukanatas dasar cinta, dan bukan kehendakku sendiri aku melakukannya, ini semuademi ibuku. Allah Maha Kuasa. Kepura-puraanku memuliakan Raihana sebagaiseorang istri. Raihana hamil. Ia semakin manis. Keluarga bersuka cita semua.Namun hatiku menangis karena cinta tak kunjung tiba. Tuhan kasihanilahhamba, datangkanlah cinta itu segera. Sejak itu aku semakin sedih sehinggaRaihana yang sedang hamil tidak kuperhatikan lagi. Setiap saat nuranikubertanya” Mana tanggung jawabmu!” Aku hanya diam dan mendesah sedih. “Entahlah, betapa sulit aku menemukan cinta” gumamku. Dan akhirnya datanglahhari itu, usia kehamilan Raihana memasuki bulan keenam. Raihana minta ijinuntuk tinggal bersama orang tuanya dengan alasan kesehatan. Kukabulkanpermintaanya dan kuantarkan dia kerumahnya. Karenarumah mertua jauh darikampus tempat aku mengajar, mertuaku tak menaruh curiga ketika aku harustetap tinggal dikontrakan. Ketika aku pamitan, Raihana berpesan, “Mas untukmenambah biaya kelahiran anak kita, tolong nanti cairkan tabunganku yang adadi ATM. Aku taruh dibawah bantal, nomor pinnya sama dengan tanggal

pernikahan kita”.

Setelah Raihana tinggal bersama ibunya, aku sedikit lega. Setiap hari Akutidak bertemu dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Entah apa sebabnyabisa demikian. Hanya saja aku sedikit repot, harus menyiapkan segalanya.Tapitoh bukan masalah bagiku, karena aku sudah terbiasa saat kuliah diMesir.Waktu terus berjalan, dan aku merasa enjoy tanpa Raihana. Suatu saataku pulang kehujanan. Sampai rumah hari sudah petang, aku merasa tubuhkubenar-benar lemas. Aku muntah-muntah, menggigil, kepala pusing danperutmual. Saat itu terlintas dihati andaikan ada Raihana, dia pasti telahmenyiapkan air panas, bubur kacang hijau, membantu mengobati masuk angindengan mengeroki punggungku, lalu menyuruhku istirahat dan menutupi tubuhkudengan selimut. Malam itu aku benar-benar tersiksa dan menderita. Akuterbangun jam enam pagi. Badan sudah segar. Tapi ada penyesalan dalam hati,aku belum sholat Isya dan terlambat sholat subuh. Baru sedikit terasa,andaikan ada Raihana tentu aku ngak meninggalkan sholat Isya, dan tidak

terlambat sholat subuh.

Lintasan Raihana hilang seiring keberangkatan mengajar di kampus. Apalagiaku mendapat tugas dari universitas untuk mengikuti pelatihan mutu dosenmata kuliah bahasa arab. Diantaranya tutornya adalah professor bahasa arabdari Mesir. Aku jadi banyak berbincang dengan beliau tentang mesir. Dalampelatihan aku juga berkenalan dengan Pak Qalyubi, seorang dosen bahasa arabdariMedan. Dia menempuh S1-nya di Mesir. Dia menceritakan satu pengalamanhidup yang menurutnya pahit dan terlanjur dijalani. “Apakah kamu sudahmenikah?” kata Pak Qalyubi. “Alhamdulillah, sudah” jawabku. ” Dengan orangmana?. “Orang Jawa”. “Pasti orang yang baik ya. Iyakan? Biasanya pulangdari Mesir banyak saudara yang menawarkan untuk menikah dengan perempuanshalehah. Paling tidak santriwati, lulusan pesantren. Istrimu daripesantren?”. “Pernah, alhamdulillah dia sarjana dan hafal Al Quran”.“Kausangat beruntung, tidak sepertiku”. “Kenapa dengan Bapak?” “Akumelakukan langkah yang salah, seandainya aku tidak menikah dengan orangMesir itu, tentu batinku tidak merana seperti sekarang”. ” Bagaimana itubisa terjadi?”. “Kamu tentu tahukan gadis Mesir itu cantik-cantik, dankarena terpesona dengan kecantikanya saya menderita seperti ini. Ceritanyabegini, Saya seorang anak tunggal dari seorang yang kaya, saya berangkat keMesirdengan biaya orang tua. Disana saya bersama kakak kelas namanya Fadhil,orangMedan juga. Seiring dengan berjalannya waktu, tahun pertama saya

lulusdengan predkat jayyid, predikat yang cukup sulit bagi pelajar dari

Indonesia. Demikian juga dengan tahun kedua. Karena prestasi saya, tuanrumah tempat saya tinggal menyukai saya. Saya dikenalkan dengan anakgadisnya yang bernama Yasmin. Dia tidak pakai jilbab. Pada pandangan pertamasaya jatuh cinta, saya belum pernah melihat gadis secantuk itu. Sayabersumpah tidak akan menikah dengan siapapun kecuali dia. Ternyata perasaansaya tidak bertepuk sebelah tangan. Kisah cinta saya didengar oleh Fadhil.Fadhil membuat garis tegas, akhiri hubungan dengan anak tuan rumah itu atausekalian lanjutkan dengan menikahinya. Saya memilih yang kedua. Ketika sayamenikahi Yasmin, banyak teman-teman yang memberi masukan begini, sama-samamenikah dengan gadis Mesir, kenapa tidak mencari mahasiswi Al Azhar yanghafal Al Quran, salehah, dan berjilbab. Itu lebih selamat dari padadenganYasmin yang awam pengetahuan agamanya. Tetapi saya tetap teguh untukmenikahinya. Dengan biaya yang tinggi saya berhasil menikahi Yasmin. Yasminmenuntut diberi sesuatu yang lebih dari gadis Mesir. Perabot rumah yangmewah, menginap di hotel berbintang. Begitu selesai S1 saya kembali keMedan,saya minta agar asset yang di Mesir dijual untuk modal di Indonesia. Kamilangsung membeli rumah yang cukup mewah di kotaMedan. Tahun-tahun pertamahidup kami berjalan baik, setiap tahunnya Yasmin mengajak ke Mesir menengokorang tuanya. Aku masih bisa memenuhi semua yang diinginkan Yasmin. Hidupterus berjalan, biaya hidup semakin nambah, anak kami yang ketiga lahir,tetapi pemasukan tidak bertambah. Saya minta Yasmin untuk berhemat. Tidaksetiap tahun tetapi tiga tahun sekali Yasmin tidak bisa. Aku mati-matianberbisnis, demi keinginan Yasmin dan anak-anak terpenuhi. Sawah terakhirmilik Ayah saya jual untuk modal. Dalam diri saya mulai muncul penyesalan.Setiap kali saya melihat teman-teman alumni Mesir yang hidupdengan tenangdan damai dengan istrinya. Bisa mengamalkan ilmu dan bisaberdakwah denganbaik. Dicintai masyarakat. Saya tidak mendapatkan apa yang mereka dapatkan.Jika saya pengin rendang, saya harus ke warung. Yasmin tidak mau tahu denganmasakanIndonesia. Kau tahu sendiri, gadis Mesir biasanya memanggil suaminyadengan namanya. Jika ada sedikit letupan, maka rumah seperti neraka. Puncakpenderitaan saya dimulai setahun yang lalu. Usaha saya bangkrut, saya mintaYasmin untuk menjual perhiasannya, tetapidia tidak mau. Dia malahmembandingkan dirinya yang hidup serba kurang dengan sepupunya. Sepupunyamendapat suami orang Mesir. Saya menyesal meletakkan kecantikan diatassegalanya. Saya telah diperbudak dengan kecantikannya. Mengetahui keadaansaya yang terjepit, ayah dan ibu mengalah. Mereka menjual rumah dan tanah,yang akhirnya mereka tinggal di ruko yang kecil dan sempit. Batin sayamenangis. Mereka berharap modal itu cukup untuk merintis bisnis saya yangbangkrut. Bisnis saya mulai bangkit, Yasmin mulai berulah, dia mengajak keMesir. Waktu di Mesir itulah puncak tragedy yang menyakitkan. “Aku menyesalmenikah dengan orangIndonesia, aku minta kau ceraikan aku, aku tidak bisabahagia kecuali dengan lelaki Mesir”. KataYasmin yang bagaikan geledekmenyambar. Lalu tanpa dosa dia bercerita bahwatadi di KBRI dia bertemudengan temannya. Teman lamanya itu sudah jadi bisnisman, dan istrinya sudahmeninggal. Yasmin diajak makan siang, dan dilanjutkan dengan perselingkuhan.Aku pukul dia karena tak bisa menahan diri. Atas tindakan itu sayadilaporkan ke polisi. Yang menyakitkan adalah tak satupun keluarganya yangmembelaku. Rupanya selama ini Yasmin sering mengirimsurat yang berisiberita bohong. Sejak saat itu saya mengalami depresi. Dua bulan yang lalusaya mendapat surat cerai dari Mesir sekaligus mendapat salinansurat nikahYasmin dengan temannya. Hati saya sangat sakit, ketika si sulung menggigau

meminta ibunya pulang”.

Mendengar cerita Pak Qulyubi membuatku terisak-isak. Perjalanan hidupnyamenyadarkanku. Aku teringat Raihana. Perlahan wajahnya terbayang dimataku,tak terasa sudah dua bulan aku berpisah dengannya. Tiba-tiba ada kerinduanyang menyelinap dihati. Dia istri yang sangat shalehah. Tidak pernah memintaapapun. Bahkan yang keluar adalah pengabdian dan pengorbanan. Hanya karenakemurahan Allah aku mendapatkan istri seperti dia. Meskipun hatiku belumterbuka lebar, tetapi wajah Raihana telah menyala didindingnya. Apa yangsedang dilakukan Raihana sekarang? Bagaimana kandungannya? Sudah delapanbulan. Sebentar lagi melahirkan. Aku jadi teringat pesannya. Dia ingin agaraku mencairkan tabungannya. Pulang dari pelatihan, aku menyempatkan ke tookbaju muslim, aku ingin membelikannya untuk Raihana, juga daster, dan pakaianbayi. Aku ingin memberikan kejutan, agar dia tersenyum menyambutkedatanganku. Aku tidak langsung ke rumah mertua, tetapi ke kontrakan untukmengambil uang tabungan, yang disimpan dibawah bantal. Dibawah kasur itukutemukan kertas merah jambu. Hatiku berdesir, darahku terkesiap. Suratcinta siapa ini, rasanya aku belum pernah membuatsurat cinta untuk istriku.Jangan-jangan inisurat cinta istriku dengan lelaki lain. Gila!Jangan-jangan istriku serong. Dengan rasa takut kubacasurat itu satupersatu. Dan Rabbi ternyata surat-surat itu adalah ungkapan hati Raihanayang selamaini aku zhalimi. Ia menulis, betapa ia mati-matian mencintaiku,meredam rindunya akan belaianku. Ia menguatkan diri untuk menahan nestapadan derita yang luar biasa. Hanya Allah lah tempat ia meratap melabuhkandukanya. Dan ya Allah, ia tetap setia memanjatkan doa untuk kebaikan

suaminya. Dan betapa dia ingin hadirnya cinta sejati dariku.

“Rabbi dengan penuh kesyukuran, hamba bersimpuh dihadapan-Mu. Lakal hamdu yaRabb. Telah muliakan hamba dengan Al Quran. Kalaulah bukan karena karunia-Muyang agung ini, niscaya hamba sudah terperosok kedalam jurang kenistaan.YaRabbi, curahkan tambahan kesabaran dalam diri hamba” tulis Raihana. Dalamakhir tulisannya Raihana berdoa” Ya Allah inilah hamba-Mu yang kerdil penuhnoda dan dosa kembali datang mengetuk pintumu, melabuhkan derita jiwa inikehadirat-Mu. Ya Allah sudah tujuh bulan ini hamba-Mu ini hamil penuh deritadan kepayahan. Namun kenapa begitu tega suami hamba tak mempedulikanku danmenelantarkanku. Masih kurang apa rasa cinta hamba padanya. Masih kurang apakesetiaanku padanya. Masih kurang apa baktiku padanya? Ya Allah, jika memangmasih ada yang kurang, ilhamkanlah pada hamba-Mu ini cara berakhlak yanglebih mulia lagi pada suamiku. Ya Allah, dengan rahmatMu hamba mohon janganmurkai dia karena kelalaiannya. Cukup hamba saja yang menderita. Maafkanlahdia, dengan penuh cinta hamba masih tetap menyayanginya. Ya Allah berilahhamba kekuatan untuk tetap berbakti dan memuliakannya. Ya Allah, Engkau mahaTahu bahwa hamba sangat mencintainya karena-Mu. Sampaikanlah rasa cinta inikepadanya dengan cara-Mu. Tegurlah dia dengan teguran-Mu. Ya Allahdengarkanlah doa hamba-Mu ini. Tiada Tuhan yang layak disembah kecuali

Engkau, Maha Suci Engkau”.

Tak terasa air mataku mengalir, dadaku terasa sesak oleh rasa haru yangluarbiasa. Tangisku meledak. Dalam tangisku semua kebaikan Raihanaterbayang. Wajahnya yang baby face dan teduh, pengorbanan dan pengabdiannyayang tiada putusnya, suaranya yang lembut, tanganya yang halus bersimpuhmemeluk kakiku, semuanya terbayang mengalirkan perasaan haru dan cinta.Dalam keharuan terasa ada angin sejuk yang turun dari langit dan merasukdalam jiwaku. Seketika itu pesona Cleopatra telah memudar berganti cintaRaihana yang datang di hati. Rasa sayang dan cinta pada Raihana tiba-tibabegitu kuat mengakar dalam hatiku. Cahaya Raihana terus berkilat-kilatdimata. Aku tiba-tiba begitu merindukannya. Segera kukejar waktu untukmembagi cintaku dengan Raihana. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang seiringdengan airmataku yang menetes sepanjang jalan. Begitu sampai di halamanrumah mertua, nyaris tangisku meledak. Kutahan dengan nafas panjang dankuusap airmataku. Melihat kedatanganku, ibu mertuaku memelukku dan menangistersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangis. ” Mana Raihana Bu?”. Ibumertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya apa sebenarnya yangtelahterjadi.” Raihana istrimu..istrimu dan anakmu yang dikandungnya”. “Adaapa dengan dia”. “Dia telah tiada”. “Ibu berkata apa!”. ” Istrimu telahmeninggal seminggu yang lalu. Dia terjatuh di kamar mandi. Kami membawanyake rumah sakit. Dia dan bayinya tidak selamat. Sebelum meninggal, diaberpesan untuk memintakan maaf atas segala kekurangan dan kekhilafannyaselama menyertaimu. Dia meminta maaf karena tidak bisa membuatmu bahagia.Dia meminta maaf telah dengan tidak sengaja membuatmu menderita. Dia mintakau meridhionya”. Hatiku bergetar hebat. “Kenapa ibu tidak memberi kabarpadaku?”. “Ketika Raihana dibawa ke rumah sakit, aku telah mengutusseseorang untukmenjemputmu di rumah kontrakan, tapi kamu tidak ada.Dihubungi ke kampus katanya kamu sedang mengikuti pelatihan. Kami tidakingin mengganggumu. Apalagi Raihana berpesan agar kami tidak menggangguketenanganmu selama pelatihan. Dan ketika Raihana meninggal kami sangatsedih, Jadi maafkanlah kami”. Aku menangis tersedu-sedu. Hatiku pilu. Jiwakuremuk. Ketika aku merasakan cinta Raihana, dia telah tiada. Ketika aku inginmenebus dosaku, dia telah meninggalkanku. Ketika aku ingin memuliakannya diatelah tiada. Dia telah meninggalkan aku tanpa memberi kesempatan padakuuntuk sekedar minta maaf dan tersenyum padanya. Tuhan telah menghukumkudengan penyesalan dan perasaan bersalah tiada terkira. Ibu mertua mengajakkuke sebuah gundukan tanah yang masih baru dikuburan pinggir desa. Diatasgundukan itu ada dua buah batu nisan. Nama dan hari wafat Raihana tertulisdisana. Aku tak kuat menahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang

luar biasa. Aku ingin Raihana hidup kembali. Dunia tiba-tiba gelap semua


Kamis, 11 Maret 2010

doa bersama

hari ini qt maulidan di skul ada penceramah yg ternyata mantan guru SMK 3 jg.abis maulidan qt juga ngadain doa bersama sama bt nyambut UNAS qt berdoa biar seluruh angkatan kls 3 yg skrg lulus semua . . udah maulidan pulang deh nympe rumah tugas numpuk lagi ya PR skul lah PR di rumah (nyuci piring,nyuci baju,ngepel rumah ups slah mksudnya ngepel lantai ) pegel banget deh bru aja di bayangin udah krasa pegalnya




SEMOGA LULUS SEMUA YA TEMAN AMIENNNNNNNNNNNN!!!!! SUKSES TERUS YA

cerpen lucu

Pemeras Kecil

Seorang anak kecil yang bandel melihat kakaknya dicium oleh teman lelakinya. Esok harinya, ia menemui lelaki itu.

“Abang semalam mencium kakakku bukan?”
“Ya, tapi jangan keras-keras. Ini seribu untuk tutup mulut!”
“Terima kasih, ini uang kembaliannya lima ratus!”
“Lho, kok pakai uang kembalian segala?”
“Saya tidak mau nakal, Bang. Semua orang yg mencium kakak juga saya tagih lima ratus!”
“???!!!”

mw di coba?????

Bahan
1 bungkus agar-agar (warna putih)
21/2 gelas susu segar
3 putih telur
2 kuning telur
2 sendok makan bubuk coklat dan sedikit garam
1 gelas gula pasir

Cara

1. Tuang susu dipanci, tuang agar-agar, bubuk coklat, gula pasir dan kuning telur kemudian aduk sampai rata dan beri garam sedikit lalu saring.
2. Didihkan diatas kompor dengan api sedang sambil diaduk terus.
3. Kocok putih telur sampai kaku.
4. Agar-agar yang mendidih tadi dituangkan pada kocokan putih telur sambil dimixer pelan sampai rata betul.
5. Kemudian tuang pada cetakan agar-agar yang sebelumnya telah dibasahi dengan air dingin.


Sauce Fla
6. Campur satu kuning telur dengan 1 gelas susu segar, beri gula secukupnya menurut selera, dan didihkan dengan api sedang sambil diaduk terus.
7. Setelah mendidih beri larutan maizena secukupnya sambil diaduk terus lalu angkat dan dinginkan.
8. Setelah dingin baru diberi rum (bila suka). Sajikan pudding dengan fla ini.

Minggu, 21 Februari 2010

pussiiiiiiiiiiiing

alhamdulillah selesai jg gtu buat blogx. . . . . . mumpung tgas skull jdx g bt lg deh gratis ni btx